Sabtu, 02 Mei 2020

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah  
Kata motivasi sering kita dengan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan, maka kita perlu memotivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai motivasi. “ Saya memotivasi diri untuk lebih baik dari sebelumnya” sebuah contoh kalimat yang digunakan untuk memotivasi pada diri kita sendiri, untuk sesuatu yang kita ingingkan. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi yang besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukan kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. 
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif, dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita ingingkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut memiliki visi jelas dari apa yang diinginkan, ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan yang besaruntuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan yang diinginkannya. Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajari anak atau apapun. Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai. Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena motivasinya kurang. Apakah hubungan motivasi dengan emosi sangat erat hubungannya. Keduaya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu. 
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurang motivasi, atusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin. Jika motivasi kerja tinggi otomatis semangat hidup otomatis semakin tinggi juga karena adanya suatu hubungan yang erat antara motivasi kerja dengan hidup sehingga setiap orang yang loyo, lemah dan lainnya yang kurang pas untuk dilihat bisa jadi dia tidak termotivasi untuk kerja dan semangat hidupnyatidak ada kecuali, maaf ya jika dari sananya sudah seperti ini. Maka agar gairah hidup anda bertambah perlu adanya motivasi dalam bekerja bisa dari keluarga, teman dekat, rekan bisnis, dan semua orang yang ada disekitar kita motivasi tidak selalu harus diberikan melalu tatap muka langsung bisa kita melalui obrolan atau tulisan orang lain seperti saya termotivasi untuk jadi hebat dalam mengelola blog dengan cara belajar di cafe bisnis atau ada yang mau belajar bahasa inggris, kita dapat meminta motivasi dari teman dengan belajar bahasa inggris melalui online di bahasa inggris. Oleh karena itu kita harus termotivasi dalam segala hal terutama dalam kerja, maka saya yakin anda akan jadi orang hebat dan kelihatan oleh semua orang. Anda orang yang yang sangat bergairah dalam hidup bukan hanya gairah sesaat, sehingga omset bisa bertambah karena orang yakin dengan hasil kesemangatan hidup dan kerjapun jadi tidak sia-sia. 

B. Rumusan Masalah   
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2. Apa saja jenis dan fungsi motivasi?
3. Bagaimana teori tentang motivasi?
4. Apa faktor-faktor motivasi dalam berwirausaha?
5. Apa saja kisi motivasi?
6. Apa saja nilai yang terkandung dalam motivasi ?
7. Apa saja sumber motivasi dalam berwirausaha?
8. Bagaimana memastikan dalam kewenangan kepemimpinan?
9. Bagaimana memotivasi diri sendiri, orang lain atau karyawan?





C. Tujuan 
Tujuan dari membuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari motivasi.
2. Mengetahui jenis dan fungsi motivasi.
3. Mengetahui teori tentang motivasi.
4. Mengetahui faktor-faktor motivasi dalam berwirausaha.
5. Mengetahui tentang kisi motivasi.
6. Mengetahui nilai yang terkandung dalam motivasi.
7. Mengetahui sumber motivasi dalam berwirausaha.
8. Mengetahui cara memastikan dalam kewenangan kepemimpinan.
9. Mengetahui cara memotivasi diri sendiri, orang lain atau karyawan.























BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan kecakapan dan ketrampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan ketrampilan yang dimilikinya. Motivasi ini penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. 
Beberapa definisi mengenai motivasi, diantaranya:
Drs. Malayu Hasibuan 
Motivasi adalah sebuah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasaan.
Harold Koontz
Motivation refers to drive effort to satisfy a want or goal. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. 
American Encyclopedia
Motivation : that predisposition (it self the subject of much controvency) within the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior.
Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang nerupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topengan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Henry Simamora
Pengertian motivasi menurutnya adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.


T. Hani Handoko
Mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan nahwa motivasi adalah dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu tindakan untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapkan.

B. Jenis Dan Tujuan Motivasi 
Jenis-Jenis Motivasi diantaranya:
1. Motivasi Positif (insetif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2. Motivasi Negatif ( insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (paling rendah). 
Memotivasi orang lain, bukan sekedar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasi . ada tiga jenis motivasi atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu:
1. Fear Motivation, motivasi yang didasarkan atas ketakutan. Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa dengannya, anak istrinya akan menderita.
2. Achievement Motivation, motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu. Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai sesuatu sasaran atau prestasi tertentu.
3. Inner Motivation, sedangkan motivasi yang ketiga adalah yang didorong oleh kekuatan dari dalam, yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih pada sesame atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh kedepan. Baginya pekerjaan bukan sekedar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya. 
Fungsi Motivasi dalam Berwirausaha
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Selain dengan hal tersebut, dengan adanya motivasi bagi seorang pengusaha atau karyawan, maka motivasi tersebut akan dapat bekerja secara tidak langsung bagi ketrampilan si pengusaha atau karyawan. Ketrampilan yang dimaksudkan bagi seorang pengusaha atau karyawan adalah sebagai berikut:
1. Ketrampilan Berpikir Kreatif
Manusia entrepreneurship pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Apabila kita tidak mencampurkan daya imajinasi dngan kemampuan berpikir ilmiah, maka tidak akan mungkin kita mengadakan pemikiran yang kreatif jadi ketrampilan berpikir kreatif membutuhkan dua hal, daya imajinasi yang mendukung proses berpikir dan cara berpikir ilmiah.
2. Ketrampilan dalam Pembuatan Keputusan 
Keputusan adalah hasil pemilihan alternatif-alternatif. Biasanya keputusan yang diambil itu bertolak dari pendapat, fakta-fakta hanya dipakai untuk memperkuat atau mempertahankan pendapat itu. Setia saat selama hidunya seseorang  harus mengadakan penilaian kemudian dapat mengadakan pemilhan diantara alternatif-alternatif. Oleh sebab itu manusia yang kreatif akan selalu berusaha melihat berbagai macam alternatif dalam pengukuran, sehingga mereka dapat mengadakan pemilihan alternatif yang paling tepat. Keputusan yang diambil oleh seseorang hendaknya tidak semata-mata didasarkan atas aklamasi,  tetapi didasarkan pada berbagai pendapat yang bertentangan, dialog antara pandangan-pandangan yang berbeda serta pemilihan diantara hasil-hasil penilaiaan yang berbeda pula.
3. Ketrampilan dalam Kepemimpinan
Membiaskan belajar keras untuk memiliki kepribadiaan yang kuat, maka tercapainya tujuan-tujuan hidup pribadinya. Ketrampilan ini tidak dapat diperoleh tanpa usaha. Usaha melatih ketrampilan untuk memimpin diri sendiri itu dengan jalan sebagai berikut.seseorang akan memiliki ketrampilan untuk memimpin diri sendiri. Seseorang akan mampu mengendalikan keinginan dan kemauannya kearah 
a. Mengenal diri sendiri
Masalah pokok dalam mengenal diri sendiri adalah menyangkut hakikat manusia yang berambisi aktualisasi diri.
b. Melatih kemauan
Kemauan adalah tenaga penggerak semangat untuk belajar dan bekerja dalam usaha mencapai tujuan-tujuan. Jadi kemauan memimpin diarahkan kepada usaha yang efektif.
c. Melatih disiplin diri 
Disamping harus memiliki ketrampilan untuk memimpin diri sendiri, manusia wirausaha juga diharapkan untuk dapat memimpin orang lain, karena seorang wirausaha tidak dapat terlepas dalam kerja sama dengan orang lain.
d. Ketrampilan manajerial 
e. Bagaimana juga, manusia wirausaha disamping sebagai pemimpin adalah juga sebagai manajer swasta. Oleh karena itu manusia wirausaha harus memiliki ketrampilan manajerial. Ia harus mampu mengelola segenap sumber, baik sumber-sumber material maupun personal untuk mencapai sukses hidup. Beberapa ketrampilan manajerial yang diperlukan seorang wirausaha adalah:
Ø Manusia wirausaha harus terampil dalam perencanaan. 
Tanpa perencanaan mungkin usia dan kegiatan dapat berlangsung secara efektif, demikian pula kegiatan wirausaha.
Ø Terampil dlam pengorganisasian 
Dalam pengorganisasian seorang wirausaha dituntut untuk mampu memilih dan mempekerjakan orang-orang menurut bidang kemampuannya (the right man on the right place).
Ø Manusia wirausaha hrus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja kepada orang-orang lain yang diajak kerja sama.
Ø Manusia wirausaha harus mampu mengkoordinir pelaksanaan tugas dan pekerjaan dari orang-orang atau bagian-bagian sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Ø Manusia wirausaha hendaknya mampu mengadakan bimbingan atau pengendalian, sehingga semua bagian dapat bekerjasama terarah untuk mencapai tujuan yang telah dpkan.
Ø Manusia wirausaha hendaknya mampu mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan dan prestasi yang dicapai para pelaksana pekerjaan.
Ketrampilan dalam Bergaul Antar Manusia (Human Relation)
f. Manusia wirausaha hendaknya membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari. Agar memperoleh kesuksesan dalam pergaulan, maka seseorang harus belajar mengenal cirri-ciri pribadi orang lain yang kita hubungi.

C. Teori Motivasi 
Beberapa Teori Motivasi 
1. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya dapat memenuhi kebutuhan fisik dan kepuasan biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini : orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagian mana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insetif untuk memotivasi para pekerja (FW. Taylor) 
2. Maslow’s Need Hiearachy Theory
Maslow’s Need Hiearachy Theory atau A theory of Human Motivation, dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari “ Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil.

Teori ini berdasarkan pada:
a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
Ø Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat tinggal dan lainnya.
Ø Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan. 
Ø Affliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
Ø Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
Ø Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
3. Herzberg’s Two Factor Motivation Theory
Herzberg mengatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaanya sipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation Factors ( menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruang yang nyaman).
4. Mc. Celland’s Arhievement Motivation Theory
Teori ini dikemukakan oleh David Mc. Celland teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Kekuataan yang mendorong adalah :
a. Kebutuhan dasar
b. Harapan keberhasilan 
c. Nilai insentif yang melekat pada tujuan
d. Mc. Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
Ø Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkat kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan energi yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optiamal.
Ø Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setiap orang menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
Ø Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi. 
5. Frederic Herzberg a Herzberg’s Two Factor Theory
Ada 2 faktor :
1. Hygine Factor/Dissatisfiers a Faktor Pemeliharaan 
Kondisi ekstrinsik pekerjaan :  jika kondisi ini tidak ada menyebabkan ketidakpuasaan (dibutuhkan minimal untuk menjaga ketidakpuasaan). Misalnya : gaji, jamsostek, kondisi kerja, status, kebijakan perusahaan, kualitas supervise. 
2. Statisfiers Factor/Motivation a Pemuas
Jika kondisi ada tersebut ada berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Tetapi jika tidak ada tidak akan menyebabkan ketidakpuasan. Misalnya : prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab, kemajuan, pertumbuhan dan pengembangan pribadi.
6. Dauglas Mc. Greogor a Teori X dan Y
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan teori Y (teori demokratik).
Teori X:
Ø Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja
Ø Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menhiindarkan tanggungjawabnya dengan cara mengambing hitamkan orang lain.
Ø Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaanya.
Ø Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi.
Teori Y
Ø Rata-rata karyawan yang rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja, sama wajarnya dengan bermain dan beristirahat.
Ø Lazimnya karyawan dapat memikul tanggungjawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
Ø Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.


D. Faktor-Faktor Motivasi dalam Wirausaha
Motivasi juga berfungsi untuk mempengaruhi minat berwirausaha. Minat seseorang terhadap suatu objek diawali dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuhkembangkan pada diri setiap pengusaha. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi-kondisi tertentu, minat dapat berubah-ubah, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat pertalian erat dengan perhatian, maka faktor-faktor tersebut adalah pembawaan, suasana hati atau perasaan, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan. (Nurwakhid,1995:12). Yang mempengaruhi minat secara garis besar dapat dikelompokan menjadi faktor intrinsic dan ekstrinsik. 
1. Faktor Intrinsik 
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha anatara lain karena adanya kebutuhan akan pendapat, harga diri, dan perasaan senang. 
Ø Pendapatan 
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwirausaha dalam bidang elektronika dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan berwirausaha,
Ø Harga Diri
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikarunia akal, pikiran dan perasaan. Hal itu menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati oleh orang lain. Berwirausaha digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha.
Ø Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang (Abu Ahmadi,1992:101). Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu yang sama antara orang yang satu dengan yang lain. Rasa senang terhadap bidang elektronika akan diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan berwirausaha dalam bidang elektronika. Hal ini berarti rasa senang tergadap bidang elektronika akan menimbulkan minat. 
2. Faktor Ekstrinsik 
Faktor ektrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha anatra lain : lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang pendidikan/pengetahuan.
Ø Lingkungan Keluarga 
Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainnya. Keluarga adalah peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggungjawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sendiri mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesame anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula. Misalnya: orang tua yang memiliki usaha service kemudian anaknya diperintahkan untuk membantu membongkar, mengecek, memeriksa, dan mengolala. Keterlibatan tersebut yang dapat menimbulkan minat berwirausaha dalam bidang elektronika. 
Ø Lingkungan Masyarakat 
Lingkungan Mayarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik dikawasan tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Masyarakat yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha dalam bidang elektronikaantara lain: tetangga, saudara, teman, kenalan, dan orang lain. Misalnya : seseorang yang tinggal di daerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering begaul dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha dibidang elektronika.
Ø Peluang 
Peluang adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkannya atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha elektronika akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sebenarnya banyak kesempatan yang dapat memberikan keuntungan di lingkungan kita. Kesempatan ini dapat diperoleh orang yang berkemampuan dan berkeinginan kuat untuk meraih sukses. Misalnya : seseorang yang melihat suatu daerah yang jarang adanya usaha di bidang elektronika atau bahkan tidak ada usaha jasa dibidang tersebut, kemudian dia memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha bengkel service ditempat tersebut.
Ø Pendidikan 
Pengetahuan yang  di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwirausaha, juga ketrampilan yang di dapat selama diperkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek.  

E. Kisi Motivasi
Pada dasarnya motivasi dilakukan dengan mengadakan sentuhan-sentuhan manusiawi yang menyentuh personalitas setiap individu. Motivasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Motivasi Melalui Sentuhan Tubuh
Manusia adalah makhluk yang “complex unity”, yang meliputi roh, jiwa, dan tubuh. Tubuh sebagai bagian yang riil dari manusia, berhubungan dengan roh serta jiwanya secara integral. Roh serta jiwa manusia dapat dipuaskan deng jaln sentuhan tubuh. Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum, berjabat tangan, menepuk bahu dan lain sebagainya yang dilakukan dengan penuh kesopanan serta penghargaan kepada pegawai yang harus dilihat sebagai subyek. Kebutuhan fisik berhubungan erat dengan kebutuhan roh serta jiwa. Hubungan erat ini menyebabkan adanya hubungan pemenuhan kebutuhan yang utuh. Apabila tubuh diberi sentuhan sebagai tanda hormat, pujian, dan dukungan, maka aka nada respons kepuasan roh  serta jiwa. Sentuhan-sentuhan ini dengan sendirinya akan member dorongan kuat (motivasi) untuk “menjadi kebih baik”, sehingga tergerak untuk lebih aktif dan maju.

2. Motivasi Melalui Sentuhan Rohani
Motivasi melalui sentuhan rohani ialah motivasi yang menyentuh kisi moral. Motivasi ini berkaitan dengan pengembangan “integritas serta komitmen”. Disini para pegawai ditolong untuk memberikan tempat kepada kepada faktor rohani, agar mereka memiliki prioritas tinggi dalam motivasi. Kepuasan rohani akan membawa kestabilan moral terhadap integritas terhadap diri, integritas rohani, integritas sosial, integritas ekonomi, dan integritas kerja yang tetap serta ditandai oleh komitmen yang pasti. Sentuhan rohani dapat dilakukan dengan memberikan nasihat/ajaran moral/hikmat, dan sebagainya yang memberikan dorongan untuk mempertebal rasa/keinginan moral untuk menjadi lebih baik, serta setia, lebih jujur, lebih aktif/giat, lebuh bertanggung jawab, dan sebagainya dalam melakukan tugas. 
3. Motivasi Melalui Sentuhan Psikologi
Pemimpin dapat membuat gerakan mptivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian atau teguran, sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberikan dorongan yang kuat bagi para karyawan yang bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi yang sehat).
4. Motivasi Sukses 
Motivasi sukses berhubungan dengan prestasi sosial atau imbalan ekonomi, dan sebagainya. Motivasi sukses dapat diwujudkan dapat diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan imbalan lebih yang dapat menjawab kebutuhan ekonomi serta penghargaan sosial lain. Apabila dilakukan dengan bijak, motivasi sukses ini akan memberikan dorongan yang kuat untuk bekerja dengan lebih giat/bersemangat, yang akan membawa hasil lebih dalam bekerja.
5. Motivasi Diri
Motivasi diri atau self motivation adalah upaya membangunkan semangat diri dengan sugesti diri secara positif. Sugesti diri secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus mengembangkan sikap positif, pilih-pilih positif, dan keputusan positif yang membangun diri dan orang lain. Motivasi diri bertujuan untuk menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam gejolak-gejolak negative dalam diri serta memberikan kekuatan ganda menghadapi krisis hidup. Motivasi diri member tanda kematangan dan membangun tekad untuk bertahan serta maju/sukses.
F. Nilai Yang Terkandung dalam Motivasi 
Nilai-nilai yang terkandung dalam motivasi adalah sebagai berikut:
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya suatu kegiatan.
2. Kegiatan yang bermotivasi pada hakikatnya adalah kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat dari si pelaku.
3. Kegiatan yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas untuk berupaya secara sungguh-sungguh menjadi cara-cara yang relevan dan serasy guna membangkitkan dan memelihara motivasi.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam kegiatan berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kegiatan.

G. Sumber Motivasi dalam Berwirausaha
Seorang pemimpin dapat melibatkan orang-orang yang dipimpinnya dengan menciptakan kondisi yang mendorong motivasi para karyawan.
1. Motivasi dapat dikembangkan dengan menemukan kebutuhan (bawahan) yang bersifat fisik, keamanan, mental, psikologi, sosial, dan ekonomi dalam lingkungan kerja dan menciptakan kondisi bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Faktor kebutuhan dapat menjadi motivasi yang mampu mendorong para bawahan untuk bekerja.
2. Motivasi dapat dikembangkan dengan menciptakan sesuatu keinginan untuk bekerja keras/giat, berprestasi dan sukses. Keinginan untuk bekerja keras, berprestasi, dan sukses sapat didorong dengan memberikan tantangan sugestif yang memberi motivasi untuk bertindak. 
Seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini:
1. Perlu sasaran(target) pencapaian kerja yang jelas bagi setiap individu dalam setiap unit kerja.
2. Doronglah setiap orang untuk mencintai tugas dan dorong pula mereka untuk mengembangkan keinginan kuat untuk mencapai sasaran (target) kerja (sukses).
3. Jelaskan secara rinci dan terang manfaat pencapaian sasaran (target) kerja untuk pribadi, kelompok dan organisasi, serta imbalan yang akan diperoleh setiap individu yang bekerja dengan baik.
4. Doronglah/kembangkanlah sikap kebanggaan akan pekerjaan dan setiap hasil (kesuksesan) yang tercapai dalam pelaksanaan kerja. Ajarlah setiap bawahan untuk belajar bersyukur atas hasil kerja yang mereka capai.
5. Ciptakanlah kondisi, peluang, dan keinginan untuk menyenangi serta menikmati lingkungan kerja bagi setiap individu.
6. Ciptakan dan ferakkanlah keinginan kuat dari setiap individu untuk berorientasi kepada prestasi serta keberhasulan kerja.
Motivasi dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi setiap karyawan guna terlibat dalam kerja secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun, mendorong, serta mendukung semangat dan moral dengan gaya positif (untuk mengindari manipulasi). Pemimpin perlu memberikan dorongan agar orang-orang yang dipimpinny belajar menghargai pekerjaan dan bersyukur untuk setiap hasil uyag dicapai. Mereka harus disadarkan, bahwa berprestasi dalam pekerjaan justru meningkatkan harga diri mereka. Mereka juga perlu diberi dorongan untuk bekerja aktif yang dilakukan dengan sukacita, sehingga membawa manfaat positif serta nilai lebih bagi diri, pemimpin, organisasi, serta lingkungan kerja.

H. Memastikan Motivasi dalam Kewenangan Kepemimpinan
Setiap pemimpin dengan kewenangan kepemimpinan yang ada apadnya dapat memastikan bahwa ia dapat member motivasi bagi karyawan, yaitu dengan memberikan sentuhan serta dorongan yang pasti terhadap setiap karyawabnya. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan berikut ini. 
1. Buatlah secara (target) kerja yang dapat dicapai oleh setiap individu/kelompok dengan menolong/mengarahkan mereka untuk mewujudkan usaha kerja yang memadai dan lebih baik daripada yang telah dilakukan.
2. Organisasikanlah pekerjaan dan tempatkanlah setiap individu pada tugas yang tepat (dan bimbinglah mereka dalam doa). Berikan keyakinan, bahwa uapaya kerja dari setiap individu akan berhasil dengan baik.
3. Tambahkanlah beban kerja pada setiap individu yang disesuaikan dengan tambahan kemampuan kerja yang dibutuhkan dalam proses kerja setaip tugas.
4. Pastikanlah bahwa setiap orang bekerja dalam batas maksimum kekuatan yang ada padanya, bukan melebihi batas kemampuan yang wajar.
5. Libatkanlah semua orang dalam pekerjaan secara emosi, mental, rohani, dan fisik dengan memberikan dorongan dalam bidang berikut.
a. Tetapkan tujuan bersama yang disepakati, dipahami, dan diketahui dengan jelas oleh setiap individu.
b. Libatkanlah setiap orang dalam uapaya pencapaian tujuan dengan mencari metodologi pelaksanaan kerja yang relevan untuk dipakai.
c. Delegasikan tugas kepada setiap individu dengan penuh dan jelas.
d. Libatkanlah setiap anggota dalam membuat keputusan, sehingga mereka merasa memiliki keputusan tersebut.
e. Bagilah kemenangan atau kekalahan yang dialami kepada setiap/ semua anggota kelompok untuk dinikmati/ditanggung bersama.
f. Kembangkanlah sistem motivasi jangka pendek untuk diterapkan setiap saat.
g. Tunjukkanlah kepada setiap pegawai, bahwa anda memahami dan memperhatikan kebutuhan mereka.
h. Kembangkanlah motivasi jangka panjang, dengan menunjukan bahwa aka nada kemenangan akhir yang akan dinikmati bersama.
i. Pimpinan yang tegas dan tekun akan memberikan motivasi kepada para karyawannya, agar dapat mengambil langka memastikan keberhasilan motipasi, seperti di bawah ini.
Ø Pilihlah dan tetapkanlah untuk menang secara bersama yang dilakukan dengan sikap mental positif membangun.
Ø Masuklah dengan pasti dalam perang melalui doa sengan keyakinan, bahwa akan ada kemenangan yang akan dicapai bersama.
Ø Bersiaplah untuk membayar harga kemenangan dengan bekerja baik (efektif, efisien dalam hubungan organisasi yang sehat) dan bekerja keras secara konsisten.
Ø Usahakanlah untuk terus menginterprestasi hidup dengan proses kerja dari kaca mata kemenangan, karena kegagalan pun dapat diterima sebagai kemenangan yang tertunda.
Dengan mengingat kepentingan motivasi seperti telah disinggung di atas, setiap pemimpin yang ingin disinggung di atas, setiap pemimpin yang ingin maju dan berhasil harus belajar serta bersungguh-sungguh menerapkan dalam kepemimpinan, yang pada akhirnya akan menjamin keberhasilan dirinya sebagai pemimpin.



I. Cara Memotivasi Diri Sendiri, Orang Lain, atau Karyawan
Mampu memotivasi diri yang baik mennuju sukses dalam bisnis, kewirausahaan dan kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha apapun ketika berangkat dari ketidaktahuan, makan nilai efektifitas menuju terwujudnya sebuah kesuksesan sangat kecil. Peluang sukses akan rendah. Hal ini berbeda jika setidaknya kita mampu mengenal potensi diri kita sejak awal, sehingga banyak terjadi dan kita dengar, seseorang dengan usaha yang minimalis dan sederhana namun begitu cepat menjadi sukses dalam bisnisnya, kerjanya wirausahanya.  Mengenal diri merupakan modal dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju sukses menagkap peluang bisnis, peluang kerja, peluang sukses, peluang peningkatan reputasi. Secara umum dan singkat tipe kepribadian menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL. Holland dapat dibedakan dengan 6 macam:
1. Tipe Kepribadian Konvensional
Cirri-ciri dari kepribadian konversional adalah : bersikap hati-hati, mengikuti arus, metodis, efesien, cermat, tidak fleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur, tekun, praktis, cermat, sopan, tidak imajinatif. Pekerjaan ynag cocok untuk tipe konversional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer dan akuntan.
2. Tipe Kepribadian Sosial  
Cirri-ciri kepribadian sosial adalah : menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, perusasif, sabar, suka bekerja sama, bertanggung jawab bijaksana, hangat. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah : guru, ibu rumah tangga, konsultan manajemen.
3. Tipe Kepribadian Investigative
Cirri-ciri kepribadian investigative adalah : rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, introspektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, tidak terlalu disukai orang. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah : ilmuah, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, dosen.
4. Tipe Kepribadian Artistik
Cirri-ciri kepribadian artistic adalah : tidak rapi, emosional, implusive, tidak praktis, mandiri, introspektif, imajinatif, orisional, tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, disukai banyak orang. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah : penulis, musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor, kritikus seni.


5. Tipe Kepribadian Realitis 
Cirri-ciri kepribadian realitis adalah : tidak suka omong kosong, tidak suka umbar janji atau kata-kata, keras kepala, materialitis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan sosial, sedikit bergaul, bersikap wajar, tidak dibuat-buat, terus terang, cenderung mengikuti arus, fleksibel, tekun dan cermat. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, petani.
6. Tipe Kepribadian Pengusaha  
Cirri-ciri tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenagkan, mendominasi, menyukai pertualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, setiap mencoba apapun pekerjaan yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif, manajer, wiraswasta. 
Ada 3 motif psikologis manusia dalam hidup, yaitu :
a. Motif  Berprestasi (the need for achievement
Merupkan usaha yang dilakukan untuk mencapai sukses dalam suatu persaingan berdasarkan suatu keunggulan yang didasarkan pada prestasi orang lain ataupun prestasi diri sebelumnya, motivasi ini terefleksikan dalam perilaku-perilaku, seperti pencapaian tujuan yang sulit, penentuan rekor baru, ingin sukses dalam penyelesaikan tugas sulit dan mengerjakan sesuatu yang belum selesai sebelumnya. Individu tersebut mempunyai tugas-tugas yang kesuksesannya, tergantung pada usaha dan kemampuan maksimal mereka. Individu yang mempunyai motif berprestasi tinggi mempunyai lima karakteristik ( Mc. Clelland 1985;246), yaitu :
Ø Tanggung jawab pribadi 
Ø Kebutuhan akan umpan baik hasil
Ø Keinovasian
Ø Ketekunan
Ø Resiko atau kesulitan moderat
b. Motif  Berafiliasi (the need for affilation). 
Menurut Mc. Clelland (Hill, 1987) kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan yang pemenuhannya memerlukan hubungan yang hangat dan akrab dengan orang lain. Tampak pada segi hubungan pribadi dan bekerjasama dengan orang lain, serta dicapainya persetujuan atau kesepakatan dengan orang lain. Motif berafiliasi muncul karena secara riil orang mempunyai berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi apabila ingin kehidupan berjalan terus. Seseorang menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-harinya, dirinya menjadi perantara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuannya. Selain itu seseorang berhubungan dengan orang lain akan memunculkan sikap saling memperkokoh, memperkuat sehingga akan saling memberikan kepuasan yang hanya dapat diperoleh melalui hubungan interpersonal. Menurut David Mc Clelland (Hill;1987) motif  berafilasi merupakan salah satu motif sosial yang berkaitan dengan motif berprestasi dan motif berkuasa. Mengapa demikian? Manusia hidup tidak bisa melepaskan peran orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Secara langsung atau tidak langsung individu menghasilkan sesuatu berguna bagi dirinya atau bagi orang lain. Hal ini merupakan prestasi. Besar kecilnya prestasi dapat dilihat berdasarkan penilaian orang lain atau ditentukan oleh intense masing-masing orang dalam menilai hasil karya orang lain.
Di Indonesia dan juga di tempat-tempat lain, individu tidak akan dapat menjalani kehidupannya tanpa kehadiran oran lain, karena pada hakikatnya, individu mempunyai kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain yang tentu saja kebutuhan tersebut tidaklah sama antar individu yang satu dengan individu yang lain (Martaniah, 1984:29. Kenutuhan ini adalah bagian dari motif afiliasi. Motif afiliasi merupakan dorongan untuk ramah, berhubungan secara hangat dengan orang lain, dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya (Mc. Clelland, 1962:160). Swenson (2000) menambahkan bahwa motif afiliasi terefleksikan dalam perilaku yang ditunjukan kepada orang lain.  Mc. Clelland (1985:348) menyatakan bahwa ada lima karakteristik individu dengan motif afiliasi yang tinggi, yaitu :
Ø Menunjukan performa yang lebih baik ketika insentif afiliatif tersedia
Ø Memelihara hubungan interpersonal
Ø Kooperasi, konformitas, dan konflik
Ø Perilaku managerial 
Ø Takut untuk ditolak.
c. Motif  Berkuasa (the need for power
Mendorong individu untuk menguasai dan memanipulasi orang lain .
Kuasa (power) berarti “menguasai” baik untuk memenuhi kepentingan pribadi dan masyarakat. Hanya saja perlu diwaspadai karena kebutuhan untuk berkuasa bisa menjerumuskan pada kecenderungan korupsi. Sebagaimana Lord Acton (1887) telah menyatakan , “power tends to corrupt” and “absolutely power corrupts absolutely”. Motif berkuasa memang cenderung menggiring petinggi dapat terjerumus dalam hasus korupsi. Terlebih lagi apabila petinggi hanya mengandalkan motif berkuasa semata, hampir dapat dipastikan perilaku korupsi makin menghantui. Dalam berwirausaha, yang paling perlu dikembangkan adalah motif berprestasi. Persaingan yang ketat menuntut kemauan keras, serta kesanggupan berpacu dengan keunggulan. Motif berafilasi juga perlu diperhatikan, karena wirausaha harus pandai meningkatkan kemampuan manajerial, menggerakan orang lain sebaik baiknya, yaitu dilandasi dengan hubungan antar sesame yang baik. 

Cara Memotivasi Orang (termasuk diri sendiri)
1. Dengan paksaan (by force) melalui perintah atau intruksi bersifat memaksa. Pada awalnya, subyek akan melakukan tugas lebih didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode paksaan sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.
2. Dengan persuasi (persuasion) melalui cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat pada atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode persuasi tepat untuk membutuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan.
3. Dengan stimulasi (simulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahn kewirausahaan.
Memotivasi karyawan merupakan  isu yang kritikal dalam rangka mempertajam strategi bisnis dalam rangka mempertajam strategi bisnis dan kewirausahaan, mengingat begitu penting aspek SDM dalam menyukseskan bisnis di era sekarang. Dr. Gerald Graham, seorang Profesor bidang manajemen di Wichita State University telah berhasil mengadakan penelitian tentang motivasi 1500 karyawan, dan hasilnya dapat kitakembangkan untuk menguatkan strategi bisnis dan strategi pengembangan kewirausahaan, karena elemen dari penelitian itu masuk akal diterapkan si Indonesia. Motivasi sangat berharga bagi seorang karyawan dimana tujuan dari memotivasi karyawan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan moral & kepuasan kerja karyawan 
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan 
5. Mengefektifikan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana & hubungan kerja yang baik
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas & partisipan karyawan
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9. Mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan
10. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat & bahan baku.

Berikut kiat motivasi karyawan, dengan 5 point kiat yang dapat digunakan untuk strategi bisnis dan aspek kewirausahaan:
1. Ucapan selamat kepada karyawan secara personal 
Selama ini terlalu sering mendengar bahwa perusahaan dan institusi memberikan penghargaan dan reward dalam forum yang formal dan akbar. Namun jika anda sebagai pemilik atau manajer sudahkah anda mengucapkan secara personal, sebagai bentuk komunikasi intens, ini penting karena dengan mengucapkan secara personal maka anda membangun hubungan komunikasi timbale balik yang ideal. 
2. Manajer menuliskan standar kinerja yang baik secara pribadi
Anda sebagai manajer tidak mungkin menerka faktor atau penyebab keberhasilan bawahan. Sehingga tentu alangkah baiknya manajer mempunyai catatan pribadi tentang kinerja yang mempunyai catatan pribadi tentang kinerja yang baik, maka itu sebagai usaha menjadi manajer yang memulai prestasi dengan keseimbangan antara standard an penilaian kinerja secara objektif. 
3. Perusahaan/Institusi/UKM mempromosikan dengan dasar keprestasian
Insitusi bisnis tentu menginginkan adanya sebuah momentum untuk memacu karyawan lain dengan rangsangan dari kesuksesan salah satu atau beberapa karyawan lainnya.
4. Manajer memperkenalkan staf berprestasi kepada staf lain
Upaya untuk memberikan contoh sikap perilaku berprestasi adalah memberikan waktu dan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk mengenal tentang sosok karyawan untuk mengenalkan tentang sosok karyawaan yang berprestasi. Harapannya bahwa setiap hari setiap waktu atmosfer prestasi itu bisa ditularkan kepada yang lain setiap saat setiap waktu, karena karyawan secara umum bisa menjalin komunikasi dan diskusi dengan sang karyawan berprestasi.
5. Menciptakan even untuk merayakan kesuksesan bersama dan membangun moral
Ketika bagian marketing lebih merasa berjasa dalam kesuksesan bisnis daripada jasa unit yang lain maka ini akan menimbulkan kontroversi di dalam perusahaan, apabila di lain pihak bagian produksi diam-diam juga merasa berjasa karena target produktif selalui tercapai walau harus dengan lembur-lembur. Dari sinilah perlunya perusahaan untuk memberikan pandangan bahwa kesuksesan ini adalah milik bersama dari keberhasilan semua pihak, sehingga dari event ini memunculkan inspirasi moral jika salah satu unit/bidang tidak sukses atau memenuhi target, maka akan mempengaruhi secara teamwork. Membangun moral dalam hal ini juga membudayakan bahwa bekerja tidaklah hanya mengabdi namun juga upaya  untuk bekerj seperti layaknya bekerjasama diperusahaan dari dalam aspek membangun moral berprestasinya, jangan sampai kehilangan sikap moral untuk memacu dari prestasi, karena merasa bahwa unit yang dihuni adalah unit yang tidak penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. 
Melihat sebuah peluang menjadi awal suatu ide untuk menancapkan sebuah roda usaha. Namun, hal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan upaya eksploitasi peluang sehingga menciptakan keuntungan yang menjanjikan. Dalam hal ini, tidak semua orang mampu melihat peluang usaha. Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan mempengarugi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang usaha. Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang wirausaha. Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski berada dalam situasi yang sama. Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologi yang mempengaruhi mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain dalam 4 qspek, yaitu : kepribadian, motivasi, evaluasi diri, sifat-sifat kognitif.
a. Kepribadian 
Kepribadian dan motivasi berpengaruh terhadap tindakan seseorang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang. Bahkan ketika sekumpulan orang dihadapkan pada peluang yang sama, dan informasi yang sama, maka orang dengan motivasi tertentu akan memanfaatkan peluang, sementara yang lain tidak 
Ada 5 aspek kepribadian dan motif yang berpengaruh dalam memanfaatkan peluang
Ø Ekstraversi 
Ekstraversi terkait dengan sikap sosial, asertif, aktif, ambisi, inisiatif, dan ekshibisionis. Sikap ini akan membantu entrepreneur untuk mengeksploitasi peluang terutama dalam memperkenalkan ide ataupun kreasi mereka yang bernilai kepada calon pelanggan, karyawan, dan sebaginya. Sikap ini membantu entrepreneur untuk mengombinasikan dan mengorganisasikan sumber daya dalam kondisi yang menentu.
Ø Agreebleeness (Kesepahaman)
Sikap ini berkaitan dengan kemauan seseorang terlibat dalam kegiatan beresiko. Beberapa resiko yang mungkin dihadapi oleh enterprenuer antara lain pemasaran, finansial, psikologis, dan sosial. Seseorang yang memiliki perilaku pengambilan resiko yang tinggi akan lebih mudah dalam mengambil keputusan dalam keadaan yang tidak menentu dan mengorganisasikan sumber daya yang dimilikinya terutama dalam memperkenalkan produknya ke pembeli.
b. Motivasi 
Hal yang tak kalah penting dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah motivasi. Sebagian besar entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam paparan berikut ini akan dibahas mengenal 2 macam kebutuhan yang melandasi motivasi seorang entrepreneur.
Ø Kebutuhan Beprestasi 
Merupakan motivasi yang akan memicu seseorang untuk terlibat dengan penuh rasa tanggung jawab, membutuhkan usaha dan ketrampilan individu, terlibat dalam resiko sedang, dan memberikan masukan yang jelas. Kebutuhan berprestasi yang tinggi dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru terhadap masalah khusus. Selanjutnya, kebutuhan berprestasi juga dicirikan dengan adanya penentuan tujuan, perencanaan, dan pengumpulan informasi serta kemauan untuk belajar. Cirri selanjutnya dari adanya kebutuhan berprestasi adalah kemampuannya dalam membawa id eke implementasinya di masyarakat. Dengan demikian, kebutuhan berprestasi yang tinggi akan membantu seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya untuk memecahkan masalah sesuai dengan penyebabnya, membantu dalam menentukan tujuan, perencanaan, dan aktivitas pengumpulan informasi. Selain itu, kebutuhan informasi akan membantu entrepreneur untuk bangkit dengan segera ketaka menghadapi tantangan.
Ø Keinginan untuk independent (Need for independence) 
Faktor ini menjadi penentu kekhasan dari seorang entrepreneur. Selain keinginan yang tidak ingin ditentukan oleh orang lain, keinginan untuk independen akan memicu seorang entrepreneur menghaslkan produk yang berbeda dengan orang lain. Ia akan lebih berani dalam membuat keputusan sendiri dalam mengeksploitasi peluang berwirausaha. Motivasi seseorang juga akan meningkatkan seiring dengan adanya rol model dalam membangun usahanya. Seorang enterpreneur akan berupaya mewarnai bisnisnya karena terinspirasi dengan entrepreneur akan berperan terutama ketika usaha tersebut menghadapi kesulitan ataupun ketika berada dalam keadaan stagnan dalam prosesnya. Keberadaan jaringan ini dikategorikan menjadi :
a. Jaringan dukungan moral. Jaringan ini bisa berawal dari dukungan pasanagan, teman-teman, dan saudara.
b. Jaringan dengan dukungan professional. Jaringan ini akan membantu seseorang entrepreneur dalam mendapatkan nasihat dan koneling mengenai perkembangan usahanya. Jaringan ini bisa berawal dari mentor, asosiasi bisnis, asosiasi perdagangan, dan hubungan yang bersifat personal. 
c. Evaluasi Diri 
Ø Locus Of Control 
Locus of control didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang bahwa ia mampu mengendalikan lingkungan di sekitarnya. Seorang entrepreneur yang memiliki internal locus of control lebih mampu dalam memanfaatkan peluang kewirausahaan. Mereka memiliki kepercayaan dapat memanfaatkan peluang, sumber daya, mengorganisasikan perusahaan, dan membangun strategi. Hal ini dikarenakan kesuksesan dalam menjalankan aktivitas entrepreneur tergantung pada keinginan seorang untuk percaya pada kekuatannya sendiri.
Ø Self Efficacy
Self efficacy adalah kepercayaan seseorang pada kekuatan diri dalam menjalankan tugas tertentu. Entrepreneur sering membuat penilaian sendiri pada keadaan yang tidak menentu, oleh karena itu mereka harus memiliki kepercayaan diri dalam membuat pernyataan, keputuan mengenai pengelolaan sumber daya yang mereka miliki.
d. Karakteristik Kognitif 
Karakteristik kognitif mereupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan membuat keputusan. Dalam mengembangkan peluang kewirausahaan, seorang entrepreneur harus membuat keputusan positif mengenai Sesutu yang mereka belum pahami, dalam ketidakpastian, dan informasi yang terbatas.
Ø Overconfidence 
Overconfidence merupakan kepercayaan pada pernyataan diri yang melebihi keakuratan dari data yang diberikan. Sikap percaya yang berlebihan ini sangat membantu entrepreneur terutama dalam membuat keputusan pada situasi yang belum pasti dan informasi yang terbatas. Dia akan melangkah lebih pasti dan dalam menjalankan keputusannya meskipun kesuksesan yang diinginkan belum pasti.
Ø Representatif 
Representatif merupakan keinginan untuk mengeneralisasi dari sebuah contoh kecil yang tidak mewakili sebuah populasi. Bisa dalam respresentatif akan mendorong seorang entrepreneur untuk membuat keputusan. Ia menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan terutama dalam keadaan yang tidak menentu.
Ø Intuisi 
Sebagian besar entrepreneur menggunakan intuisi daripada menganalisis informasi dalam membuat keputusan. Kegunaan intuisi untuk memfasilitasi pembuatan keputusan mengenai ketersediaan sumber daya, mengorganisasi dan membangun strategi baru. Dengan memfasilitasi pembuatan keputusan maka argument akan muncul, dan intuisi selanjutnya akan meningkatkan performa dalam kegiatan entrepreneur. 

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik wirausaha, antara lain sebagai berikut :
1. Lingkungan Keluarga Dan Masa Kecil 
Beberapa penelitian yang berusaha mengungkapkan menganai pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan semangat berwirausaha. Penelitian bertopik urutan kelahiran pertama lebih memilih untuk berwirausaha. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut. Selanjutnya pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pertumbuhan semngat kewirausahaan ternyata memiliki pengaruh yang signifikan.
2. Pendidikan 
Faktor pendidikan tak kalah juga memainkan penting dalam pertumbuhan semangat kewirausahaan. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan usahanya namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya.


3. Nilai-Nilai Personal 
Faktor selanjutnya adalah nilai-nilai personal yang akan mewarnai usaha yang yang dikembangkan oleh seorang wirausaha. Nilai personal akan membedakan ia dengan pengusaha lain terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, supplier, dan pihak-pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasinya. 
4. Pengalaman Kerja 
Pengalaman kerja tidak menjadi salah satu hal yang menyebabkan seseorang utnuk menjadi orang entrepreneur pengalaman ketidakpuasaan dalam bekerja juga turut menjadi salah satu pendorong dalam mengembangkan usaha baru. 

























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan 
Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahkan terhadap tujuan seorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif. Motivasi adalah merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antuisme dan persistensi. Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam berwirausaha, yaitu mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan, sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menetukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Motivasi terbagi atas 3 jenis, yaitu Fear Motivation adalah motivasi yang didorong oleh ketakutan, Achievement Motivation adalah motivasi yang didorong oleh keinginan mencapai sesuatu, Inner Motivation adalah motivasi yang didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Dari ketiga jenis tersebut yang paling baik dalam berwirausaha adalah Achievement Motivation. 
Motivasi dapat kita terima melalui sentuhan tubuh (tersenyum, berjabat tangan, menepuk bahu), melalui sentuhan rohani (nasihat/ajaran moral/hikmat untuk mempertebal keinginan moral menjadi lebih baik, setia, jujur, aktif/giat dan bertanggung jawab), melalui sentuhan psikologi pujian (praising) atau teguran (reprimand), motivasi sukses (kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan penghargaan sosial lain), motivasi diri (sugesti diri secara positif dengan mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan keputusan positif). 
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampaun teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi nereka untuk berbuat atau perilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/organisasi. 



B. Saran 
Seseorang harus memiliki motivasi dalam hidupnya agar dapat bangkit lagi apabila sedang mengalami kegagalan . Misalnya seseorang yang gagal dalam berwirausaha apabila mempunyai motivasi yang kuat maka seseorang tersebut tidak akan merasa terpuruk apabila mengalami kegagalan dan seseorang tersebut pasti akan bangkit dan memulai kembali usahanya, karena jiwa orang yang berwirausaha memiliki anggapan bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan.